RSS
Write some words about you and your blog here

Tugas Resume Bhs. Indonesia & Teknik Penulisan Ilmiah

PERT  1. KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA
Dua cara berkomunikasi:
1.      Secara Verbal
Dilakukan dengan menggunakan alat/media bahasa:
·         Lisan
·         Tulis
2.      Secara Non verbal
Dilakukan dengan menggunakan media selain bahasa:
·         Simbol (tanda lalin)
·         Isyarat (lambaian tangan)
·         Kode (morse)
·         Bunyi-bunyian (sirine, kentongan)

Fungsi Bahasa yaitu merupakan fungsi sebagai alat berkomunikasi, mengekspresikan diri, berintegrasi & beradaptasi social, kontrol sosial.
Ragam bahasa yaitu variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa. Ragam bahasa dapat dibedakan menjadi 5, yaitu:
1.      Berdasar media Pengantarnya
·         Ragam lisan
·         Ragam tulis
2.      Berdasarkan situasi pemakaiannnya
·         Ragam formal (contoh: Saya, Anda, Saudara, Bapak, Ibu)
·         Ragam semiformal (contoh: Aku, Kamu, Bung, Mas, Dik, Mbak)
·         Ragam nonformal (contoh: Gue, Ane, Lu, Neng, Situ)

Laras bahasa yaitu kesesuaian bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakai dan dengan ciri tertentu yang dipakai atau difungsikan untuk keperluan tertentu. Macam-macam laras bahasa yaitu:
·         Laras ilmiah
·         Laras sastra (puisi, cerpen, novel, dll.)
·         Laras jurnalistik (berita, editorial, iklan, dll.)
·         Laras hokum
·         Laras kedokteran

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
·         Bahasa yang baik apabila maknanya dapat dipahami oleh komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi.
·         Bahasa yang benar adalah bahasa dengan ragam formal yang mengikuti kaidah baku.
·         Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan.




Ciri Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah:
1.      Menggunakan ragam formal
2.      Menggunakan kalimat efektif, ciri-ciri:
·         Bentuk gramatikal singkat
·         Menghindari bentuk berlebihan
·         Ada kesepadanan antara struktur gramatik dengan alur piker
3.      Menghindari makna ambigu (ganda)
4.      Menggunakan kata/istilah yang bermakna lugas (menghindari makna kias)
5.      Menghindari penonjolan persona untuk menjaga objektivitas isi tulisan
6.      Ada keselarasan/keruntutan antar proposisi dan antar alinea.



PERT 2. TATA EJAAN DAN PILIHAN KATA

Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
Ejaan merupakan rambu-rambu yang harus dipatuhi. Sedangkan, mengeja merupakan pelafalan sesuai rambu yang ditentukan. Ejaan tidak samadengan Mengeja.

Sejarah ejaan dalam bahasa Indonesia
·         Ejaan Van Ophuijsen (1901 – 1947) Seorang guru besar Belanda & pemerhati bahasa Indonesia.
Contoh: choesoes, ma’lum, ja’ni.
·         Ejaan Republik (ejaan Suwandi) (1947 – 1972) Menteri PP dan K RI saat itu.
Contoh: chusus, maklum, jakni.
·         Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (16 Agt. 1972 – sekarang)
Contoh: khusus, maklum, yakni.

Ruang Lingkup EYD
1.      Pemakaian huruf
Membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa:
·         Abjad
Abjad (a,b, c,… z -- A, B, C, … Z)
·         Vokal
Vokal (a, i, u, e, o -- A, I, U,E, O)
Diftong (gabungan dua vokal)  (ai, au, oi) menciptakan bunyi yang berbeda dengan lafal aslinya.
·         Konsonan
Konsonan (b, c, d, … -- B, C, D,…)
Diagraf (gabungan konsonan) :  kh, ng, ny, sy
·         Pemenggalan
        Pemenggalan kata dasar
        Pemenggalan imbuhan
        Pemenggalan kata gabungan
        Pemenggalan khusus
·         Nama diri
Penulisan nama orang berlaku ketentuan khusus, yaitu mengikuti kebiasaan orang yang punya nama meskipun menyalahi EYD.

2.      Penulisan huruf
·         Huruf Kapital
·         Huruf Miring

3.      Penulisan kata
·         Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan.
·         Kata Turunan
        Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
        Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar.
        Kata dasar berupa gabungan kata, awalan dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar.
·         Bentuk Ulang
Ditulis secara lengkap dengan mengunakan tanda hubung.
·         Gabungan Kata
        Gabungan kata (kata majemuk), unsure-unsurnya ditulis terpisah.
        Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah pengertian, ditulis dengan tanda hubung.
        Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
        Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
·         Kata Depan di, ke, dari
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang dianggap sbg satu kata
·         Kata Sambung si, sang
kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
·         Singkatan dan akronim
·         Angka & Lambang Bilangan

4.      Penulisan unsur serapan
Unsur serapan diambil dari bahasa daerah dan bahasa asing. Berdasar integritasnya, unsur serapan dibagi menjadi:
a. Belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misal: reshuffle, shuttle cock

5.      Pemakaian tanda baca (pungtuasi)



PILIHAN KATA/DIKSI
Diksi : Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan kesesuaiannya. Tepat: makna, logika, maksud dan Sesuai: konteks sosial.
Pilihan kata yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidakefektifan bahasa dan mengganggu kejelasan informasi yang disampaikan.
Fungsi Diksi yaitu: Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
Syarat ketepatan pemilihan kata :
·         Makna Denotatif & Konotatif
·         Kata Umum & Khusus
·         Kata Konkret dan Abstrak
·         Pemakaian kata penghubung berpasangan




PERT 3. KALIMAT

Kalimat merupakan bentuk bahasa atau wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan dan menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994). Unsur kalimat adalah unsur sintaksis (jabatan kata/peran kata) yang terdiri dari: Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel), Keterangan (Ket)

SUBJEK
Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.

PREDIKAT
Predikat menyatakan keadaan yang dilakukan oleh Subjek; Sifat, situasi, status, ciri atau jati diri Subjek; Jumlah sesuatu yang dimiliki Subjek. Bagian kalimat menghubungkan antar Subjek
dengan Objek dan Keterangan dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kt. Bilangan), dan nomina (benda).

OBJEK
Bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak Objek selalu di belakang Predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan Objek.

PELENGKAP
Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Letak Pelengkap umumnya di belakang Predikat yang berupa verba. Seringkali kita dibuat bingung antara
Pelengkap dan Objek. Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila dipasifkan.
KETERANGAN
Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur Keterangan dapat berfungsi untuk menerangkan Subjek, Predikat, Objek, dan Pelengkap. Keterangan bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.
PERT 4 dan 5. KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif ialah kalimat yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh pembaca secara tepat. Ciri-ciri kalimat efektif:
·        kesepadanan/kepadanan struktur (kesatuan/koherensi)
·        keparalelan/kesejajaran bentuk
·        ketegasan/penekanan kata
·        kehematan kata
·        kepaduan gagasan
·        kelogisan bahasa
·        Kevariasian

1.      KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
·        Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
·        Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
·        Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok.
·        Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam beberapa ide penjelas.
·        Mempunyai struktur jelas.
·        Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
·        Tidak terdapat subjek ganda.
·        Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

2.      KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
·        Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
·        Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
·        Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.

3.      KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
·        Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
·        Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1.      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat.
2.      Melakukan pengulangan (repetisi).
3.      Melakukan pengontrasan kata kunci.
4.      Menggunakan partikel penegas.


4.      KEHEMATAN KATA
Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, kata menjadi padat berisi. Dapat dilakukan dengan cara: Menghilangkan pengulangan subyek, Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata, Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat, Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah Jamak.

5.      KESATUAN GAGASAN
Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh: Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.
6.      KELOGISAN
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD. Contoh: Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki.





PERT 6. KEVARIASIAN

Variasi Kalimat disebut juga Parafrasa. Penulis harus berusaha menghindarkan pembaca dari keletihan dan kebosanan. Variasi Kalimat dapat dilakukan dengan cara-cara:
1.      Kalimat aktif Kalimat pasif
Pengubahan dengan cara: Obyek kalimat aktif menjadi subyek pada kalimat pasif dan subyek pada kalimat aktif menjadi pelengkap pada kalimat pasif. Predikat diisi oleh verba berawalan (me N-). Pelengkap pada kalimat pasif menjadi subyek pada kalimat aktif, dan subyek menjadi Obyek. Predikat diisi oleh verba berawalan (di-).

2.      Stilistika
Stilistika yaitu Predikat dan Obyek pada kalimat aktif menjadi Subyek pada kalimat pasif.

3.      Elips atau Pelesapan
Pelesapan dilakukan pada bagian tertentu dalam suatu kalimat atau bagian itu diganti dengan bentuk yang lebih pendek tanpa mengubah makna kalimat.

4.      Penggabungan
Ide yang berkaitan erat dapat dinyatakan dalam kalimat majemuk.

5.      Permutasian
Permutasian yaitu mengedepankan fungsi-fungsi sintaktis tertentu tanpa mengubah makna kalimat. Fungsi sintaktis adalah unsur-unsur dalam kalimat yang menempati fungsi Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, Keterangan.

6.      Sinonim
Sinonim yaitu mengganti kata atau istilah tertentu dengan kata atau istilah lain yang mempunyai makna sama.

7.      Ekuatif
Variasi Ekuatif dilakukan dengan cara mengubah status Predikat dan Obyek menjadi Subyek dengan menambah kata adalah.

8.      Meletakkan kata modal
Kata modal untuk menyatakan kepastian: pasti, pernah, tentu, dst.

9.      Menggunakan Frasa
Contoh :
·         Menurut para ahli bedah, sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut.
·         Anak-anak yang kurang mendapat perhatian cenderung melakukan perbuatan yang tidak diinginkan.










Nama : Cahyo Nugroho
NIM : 10.39010.0007
Prodi : DIII Manajemen Informatika